Pada pembahasan kali ini saya ingin membahas sedikit mengenai ekonomi makro. Baiklah kita mulai saja pembahasannya. Untuk bisa memahami makroekonomi, mari kita perhatikan terlebih dahulu bagan perkembangan ilmu ekonomi.
Setelah paham dengan bagan perkembangan ilmu ekonomi kita lihat bagan perkembangan ilmu makroekonomi sebagai berikut :
Aspek Ontologi Makroekonomi(Apakah objek studi makroekonomi?)
- Samuelson & Nordhaus (2005: 66): “Macroeconomics: the study of economic growth and business cycles”.
- Blanchard (2006: 5) “Macroeconomics: the study of aggregate economic variables, such as production for the economic as a whole, or the average price of goods”.
- Mankiw (2007: 2); “Makroekonomi, studi tentang perekonomian secara menyeluruh.”
- Froyen (2005: 3): “In macroeconomics, we study ... in the aggregate. We look at the behavior of the economy as a whole. The key variables we study include total output in the economy, the aggregate price level, employment and unemployment, interest rate, wage rate, and foreign exchange rates. The subject matter of macroeconomics includes ... the rate of growth of output, the inflation rate, changing unemployment in periodes of expansion and recession, and appreciation or depreciation in foreign exchange rates”.
Teori Makroekonomi
Seperangkat konstruk, definisi, asumsi, proposisi dan hipotesis tentang hubungan antarvariabel ekonomi agregatif dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan ekonomi makro. Fenomena = masalah makroekonomi.
Masalah makroekonomi :
- Jangka pendek, masalah stabilitas: inflasi, pengangguran, ketimpangan neraca pembayaran, nilai tukar mata uang domestik. Teori makroekonomi fluktuasi jangka pendek. Asumsi: harga dan upah kaku.
- Jangka panjang, masalah pertumbuhan ekonomi. Teori makroekonomi fluktuasi jangka panjang. Asumsi: harga – upah fleksibel.
Pertumbuhan Ekonomi
Untuk memproduksi lebih banyak S, produksi B harus dikurangi --> (B1B2) = opportunity cost. Dalam kurva PPF berlaku law of increasing opportunity cost. Artinya, untuk memperoleh tambahan produksi S diperlukan lebih banyak pengorbanan B.