Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

5:48:00 AM
Salam jumpa lagi, kali ini penulis akan sedikit menguraikan tentang Analisis sumber dan penggunaan modal kerja. Baik kita mulai saja. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja yaitu suatu analisis tentang darimana sumber-sumber dan penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan.
Modal kerja merupakan dana yang harus tersedia dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk membelanjai kegiatan operasinya sehari-hari.
Pengertian modal kerja
  • Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik, dsb.
  • Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun.
  • Dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.
  • Dana yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari disebut modal kerja (Working Capital)
Manajemen modal kerja
Manajemen modal kerja (working capital management) merupakan manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar dan elemen hutang lancar.
Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat likuiditas perusahaan.
Tujuan manajemen modal kerja
  • Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya likuiditas perusahaan sangat tergantung kepada manajemen modal kerja.
  • Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya.
  • Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.
  • Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya, memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin.
  • Digunakan  untuk memaksimalkan penggunaan aktiva lancar, meningkatkan penjualan dan laba.
  • Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.
Hubungan likuiditas dengan modal kerja
  • Dari porsi kedua neraca perusahaan di atas terdapat persamaan yaitu dalam hal total aktiva lancar yaitu sama-sama 3.000.000 dan utang lancar 1.800.000. namun terdapat perbedaan dalam komposisi aktiva lancarnya, sehingga sangat mempengaruhi dalam kemampuan membayar kewajibannya.
  • Dalam hal ini PT Tempilang lebih baik karena jika memerlukan dana cepat untuk memenuhi  atau membayar kewajiban PT Tempilang bisa langsung memenuhi karena dia memiliki persediaan kas yang lebih banyak.
  • Artinya, meskipun likuiditas  antara perusahaan sama, namun kecepatan dalam hal membayar kewajiban berbeda, oleh karena itu hubungan antara likuiditas dan modal kerja sangat diperlukan.
Konsep modal kerja
  • Konsep Kuantitatif = modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan aktiva lancar (Gross Working Capital)
  • Konsep Kualitatif = modal kerja menurut konsep ini adalah kelebihan antara aktiva lancar atas hutang lancar (Net Working Capital)
  • Konsep Fungsional = konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana yang dialokasikan pada berbagai aktiva dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan (income), baik pendapatan saat ini maupun pendapatan masa yang akan datang.
Konsep fungsional
  • Modal kerja riil adalah modal kerja yang digunakan pada periode ybs dan menghasilkan pendapatan pada periode tersebut (current income),
  • Modal kerja potensial adalah modal kerja yang akan menghasilkan pendapatan di masa yang akan datang (future income), contohnya Efek/surat berharga, dan bagian laba dari saldo piutang dagang.
  • Dana yang sebagian modal kerja dan sebagian non modal kerja adalah dana yang diinvestasikan dalam Aktiva tetap.
  • Sebagian dari aktiva tetap yang telah membe rikan current income – working capital, dan sisanya akan menghasilkan future income dimasa yad. – non working capital.
CONTOH KONSEP MODAL KERJA
Jenis-jenis modal kerja
Menurut W.B. Taylor , modal kerja dibagi 2 :
  • Modal kerja Permanen : modal kerja yang tetap harus ada dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan usaha.
  • Modal kerja Variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan keadaan.
Modal Kerja Permanen
  • Modal kerja Primer yaitu modal kerja minimum yang harus ada untuk menjamin kontinuitas kegiatan usaha.
  • Modal kerja normal yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk melakukan luas produksi yang normal
Modal kerja variabel
  • Modal kerja Musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.
  • Modal kerja Siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur
  • Modal Kerja Darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya
Kebijakan modal kerja
  • Kebijakan konservatif, manajemen modal kerja yang dilakukan secara hati-hati. MK permanen dan sebagian MK variabel dibelanjai dari sumber dana jangka panjang dan sebagian MK variabel dibelanjai dari sumber jangka pendek.
  • Kebijakan Agresif, sebagian MK permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian MK permanen dan MK Variabel dibelanjai dengan sumber jangka pendek.
  • Kebijakan Moderat, MK permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan MK Variabel dibelanjai dengan sumber jangka pendek.
Pentingnya modal keja
  1. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan efisien
  2. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit ke langganan.
  3. Memungkinkan perusahaan mempunyai persediaan dalam jumlah yang cukup.
  4. Memungkinkan perusahaan dapat memenuhi kewajibanya tepat waktu
  5. Melindungi perusahaan dari krisis modal kerja
Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
  • Volume Penjualan : Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan.
  • Faktor Musim dan Siklus : Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
  • Perubahan dalam Teknologi : Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja
  • Kebijakan Perusahaan Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja.
Sumber modal kerja
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :
  • Hasil operasi perusahaan
  • Keuntungan penjualan surat berharga
  • Penjualan aktiva tetap
  • Penjualan saham atau obligasi
  • Adanya kenaikan setoran modal dan hutang
Penggunaan modal kerja
  • Pembayaran biaya operasi perusahaan.
  • Kerugian yang diderita perusahaan
  • Adanya penambahan/pembelian aktiva tetap
  • Pembayaran hutang jangka panjang
  • Pengambilan oleh pemilik (prive)
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
Laporan ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan sbb :
  • Apa yang menyebabkan perubahan posisi modal kerja?
  • Berapa modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan dan bagaimana komposisinya?
  • Berapa dana atau modal kerja yang berasal dari penjualan saham dan hutang jk panjang?
 
Perputaran modal kerja
  • Modal kerja dlm perusahaan akan selalu berputar sesuai dgn perputaran operasi perusahaan.
  • Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat modal diinvestikan ke dlm komponen modal kerja, melalui proses operasi sampai dana tersebut kembali menjadi kas.
  • Makin pendek proses operasi makin cepat tingkat perputaran modal kerja.
Tingkat perputaran modal kerja
Menghitung tingkat perputaran modal kerja atau aktiva lancar:
Contoh
Untuk tahun 2007 :
  • Perputaran modal kerja = 3850 : 856 = 4,45 kali dibulatkan 4,5 kali
  • Artinya perputaran modal kerja tahun 2007 sebanyak 4,5 kali di mana penggunaan setiap Rp 1,- modal kerja dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 4,5,-
Untuk tahun 2008 :
  • perputaran modal kerja = 4.150 : 800 = 5, 18 kali dibulatkan (5,2 kali)
  • perputaran modal kerja dapat menghasilkan Rp5,2,-
Metode menentukan besarnya modal kerja 
Contoh  1
Contoh  2
Contoh  3
Periode keterikatan modal kerja :
  • Periode keterikatan modal kerja secara keseluruhan adalah 35 hari,
  • Perputaran modal kerja adalah 360 / 35 = 10 kali.
  • Apabila prediksi penjualan pada tahun tersebut sebesar  Rp75.000.000, maka kebutuhan modal kerja sebesar : 75.000.000 / 10 =Rp7.500.000,-

ANALISA PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

4:09:00 AM
Di pagi yang cerah ini saya akan mencoba menguraikan tentang analisa perbandingan laporan keuangan. Baik kita mulai saja dari Bentuk-bentuk Laporan Keuangan terdiri dari :
  • Neraca
  • Laporan laba rugi
  • Laporan perubahan modal/ Laporan laba yang ditahan
Neraca (Balance Sheet)
  • Laporan yang sistematis tentang aktiva, utang dan modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
  • Tujuannya untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan.
  • Terdiri dari 3 bagian yaitu aktiva, utang dan modal
Aktiva
a. Aktiva lancar (current assets)
    - Kas
    - Investasi jangka pendek (surat berharga)
    - Piutang wesel
    - Piutang dagang
    - Perlengkapan
    - Persediaan
    - Persekot/biaya dibayar dimuka
b. Aktiva tetap (fixed assets) , seperti tanah, bangunan, kendaraan, mesin, peralatan
c. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets), seperti hak cipta, merk dagang, hak paten, good will
Utang
  • Adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dan merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari kreditor.
  • Utang lancar (Utang jangka pendek), seperti utang dagang, utang wesel, utang pajak, biaya yg msh hrs dibayar, pendapatan diterima dimuka.
  • Utang jangka panjang, seperti utang obligasi, utang hipotik.
Modal
Merupakan hak atau bagian yang dimiliki pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam pos modal seperti modal saham, laba ditahan.

Laporan laba rugi
Merupakan laporan tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu

Laporan laba yang ditahan
  • Saldo laba yang ditahan (awal periode)
  • Ditambah Laba bersih dari laporan rugi laba
  • Dikurangi Pembayaran dividen
  • Saldo laba yang ditahan (akhir periode). 
Hubungan neraca dg laporan laba rugi
  • Keduanya sangat diperlukan untuk analisa
  • Untuk mengetahui bertambahnya modal bisa dilihat di neraca, untuk mengetahui sebab-sebab perubahan modal bisa dilihat di laba rugi.
  • Bagi calon kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya bisa dilihat di neraca, sedangakan kemampuan untuk membayar bunga modal tergantung dari profit yang bisa dilihat di laba rugi
Prosedur Analisa
  • Penganalisa harus memahami laporan keuangan
  • Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan.
  • Mengetahui latar belakang dari data keuangan perusahaan.
 Prosedur analisis laporan keuangan menurut Abdullah (2001: 34-35)

Prosedur analisis menurut Darminto dan Aji Suryo (2000: 41-42) :
  • Memahami latar belakang dan data keuangan perusahaan.
  • Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.
  • Mempelajari dan mereview laporan keuangan perusahaan.
  • Menganalisis laporan keuangan perusahaan.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam menganalisa laporan keuangan : 
Metode Analisa Laporan Keuangan
  • Analisa Horizontal (analisa dinamis) membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga diketahui perkembangan perusahaan.
  • Analisa Vertikal (analisa statis) laporan yang dianalisa hanya satu periode saja, dengan membandingkan pos-pos yang ada dalam laporan keuangan itu saja, sehingga dapat diketahui keadaan keuangan pada saat/waktu itu saja.
 Teknik-teknik analisis laporan keuangan
Analisa Perbandingan Laporan Keuangan
  1. Membandingkan antara satu pos dengan pos lainnya yang relevan dan bermakna untuk mengetahui perbedaan, besaran, maupun hubungannya.
  2. Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat dilakukan melalui:
          - Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal)
          - Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.
          - Perbandingan dengan Budget (anggaran).
          - Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu perusahaan.
Bentuk informasi keuangan yang dihasilkan
  • Rupiah atau unit.
  • Kenaikan atau penurunan dalam rupiah atau unit.
  • Kenaikan atau penurunan dalam persentase.
  • Angka perbandingan atau ratio.
  • Dinyatakan dalam presentase dari total atau dari penjualan.
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perbandingan
  • Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
  • Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus sama.
  • Periode laporan yang dibandingkan  harus sama khususnya untuk laporan laba rugi dan komponennya
Dasar perbandingan
  • Perbandingan dapat dibuat dengan menggunakan data pada tahun pertama sebagai dasar pembandingan. 
  • Perbandingan dapat dibuat dengan menggunakan data satu tahun di muka sebagai dasar perbandingan.. 
Ketentuan perbandingan
  • Jika tahun dasar menunjukkan jumlah negatif, perubahan relatif (dalam %) tidak diperlihatkan (tidak dihitung).
  • Suatu rekening yang mempunyai nilai pada tahun dasar dan kosong (nol) pada periode berikutnya, penurunan diperhitungkan 100%.
  • Angka persen tidak diberikan untuk rekening yang menunjukkan angka nol pada tahun dasar.
  • Analisis perbandingan dapat diperluas dengan menunjukkan jumlah kumulatif dan angka rata-rata tahunan.
  • Apakah data yang ada menyimpang dari angka rata-rata tahunan tersebut.
  • Apabila terjadi penyimpangan, kemudian dapat dicari faktor-faktor penyebabnya
  • Dapat disimpulkan apakah penyimpangan tersebut menguntungkan atau merugikan. 
Ilustrasi perhitungan
 
Neraca perbandingan
Laba-Rugi Perbandingan
Analisis common size
  • Merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu.
  • untuk mengetahui posisi relatif rekening-rekening di laporan keuangan.
  • Neraca, common base nya total aktiva sebagai 100%
  • Laporan laba/rugi, common base nya total penjualan bersih sbg 100%
Neraca PT Paramita per 31 des 2010 (dalam jutaan rupiah)
 Neraca PT Paramita per 31 des 2011 (dalam jutaan rupiah)
Neraca Common Size PT Paramita per 31 des 2010 dan 2011
Laporan Laba/Rugi PT Paramita per 2010 (dalam jutaan rupiah)
Laporan Laba/Rugi Common Size PT Paramita per 2010 (dalam jutaan rupiah)
Analisa Tren
  • Analisa untuk mengetahui apakah keuangannya cenderung tetap, naik atau turun
  • Merubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100
  • Tahun dasar, tahun yang dipandang sbg tahun normal (bukan selalu tahun awal)
  • Untuk melihat perkembangan rekening-rekening dari waktu ke waktu.
 Neraca Indeks PT Paramita per 31 Des 2010 dan 2011
Analisa sumber dan penggunaan modal kerja 
Suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
Analisa Arus Kas
Suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas selama periode tertentu.
Analisa ratio
Suatu teknik analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan keuangan tersebut.
Analisa Break Event
Suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan, juga untuk mengetahui tingkat keuntungan atau kerugian dari berbagai tingkat penjualan.
Analisa Laba Kotor
Suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

7:56:00 PM
Kali ini penulis akan mencoba menguraikan sedikit tentang analisis sumber dan penggunaan kas. Baik kita mulai dari Arti  Pentingnya analisa Sumber-sumber dan Penggunaan Kas :
  • Analisa sumber dan penggunaan kas (analisa aliran kas) merupakan alat analisa keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping alat-alat financial lainnya.
  • Suatu laporan yang menggambarkan dari mana datangnya dan untuk apa kas itu digunakan disebut Laporan sumber-sumber dan penggunaan kas.
Tujuan :
Tujuan “laporan sumber dan penggunaan kas” adalah untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan untuk apa saja penggunaannya.

Sifat laporan sumber dan penggunaan kas
  • Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang.
  • Sedangkan bagi para kreditor atau bank, untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
Sumber dan Penggunaan Kas
  • Kas merupakan aktiva yang paling likuid .
  • “Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin tinggi tingkat likuiditasnya”.
  • Tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan over investment dalam kas dan perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas.
Sumber Kas :
  • Hasil penjualan investasi jangka panjang
  • Penjualan, emisi saham atau adanya tambahan modal dari pemilik dalam bentuk kas.
  • Pengeluaran surat tanda bukti hutang (wesel, obligasi)
  • Bertambahanya Hutang (kewajiban ) baik jangka pendek maupun panjang.
  • Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
  • Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen, sumbangan, hadiah dan restitusi pajak
Penggunaan kas
  • Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang.
  • Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengambilan (prive) oleh pemilik.
  • Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang
  • Pembelian barang dagangan secara tunai.
  • Pembayaran biaya operasi perusahaan
  • Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda, beban opersional dll.
Penyusunan laporan arus kas
  • Bagi pihak internal, Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas
  • Bagi pihak eksternal, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut.
 Neraca PT. HUJAN BADAI
PT Hujan Badai
Laporan sumber dan penggunaan kas  
per 31 Desember 2008

Klasifikasi penyebab perubahan kas
 

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

10:45:00 AM
Kali ini saya akan mencoba menguraikan tentang Analisis Break Even atau sering orang menyebutnya BEF. Baik yang dimaksud dengan ANALISIS BREAK EVEN adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
=> sering disebut: COST, PROFIT, VOLUME ANALYSIS

BREAK EVEN POINT
Suatu keadaan dimana pada saat itu perusahaan tidak mendapat keuntungan dan tidak menderita kerugian
BEP => LABA = NOL

Dalam analisis BEP, syarat utama biaya harus bisa dipisahkan menjadi :
  • BIAYA VARIABEL (Variable Cost)  dan
  • BIAYA TETAP (Fixed Cost)
Biaya Variabel
Adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah, dima-na perubahannya proporsional dengan satuan kegiatan.
Contohnya: Biaya Bahan Baku, Biaya tenaga Kerja Langsung, Komisi Penjualan dll.

Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlahnya tetap walaupun satuan kegiatan berubah.
Contohnya: Penyusutan, Gaji, dll

Asumsi :
a. Biaya harus bisa dipisahkan menjadi BV dan BT
b. Harga jual per unit tetap
c. Hanya memproduksi satu jenis barang
d. Harga bahan baku tidak berubah

MANFAAT :
a. Perencanaan Penjualan/produksi
b. Perencanaan Harga Jual
c. Pemilihan alternatif mesin
d. Analisis penutupan usaha
e. Analisa Perluasan Pabrik

Penentuan tingkat BEP
  • Mathematical Approach
  • Graphical Approach
BEP => PENJUALAN = BIAYA
PENJUALAN = Kuantitas Penjualan (Q) x Harga (P)
BIAYA VAR = Kuantitas Penjualan (Q) x BV/u (V)
PxQ = VxQ + BT





Untuk perencanaan penjualan, maka harus menambah dengan target laba :
BEP + LABA = PENJUALAN MINIMAL (PM)





MARGIN OF SAFETY (M/S)
M/S ini merupakan analisis sensitivitas terhadap anggaran penjualan, yakni batas penurunan penjualan yang ditolerir agar perusahaan tidak menderita kerugian.





Contoh 1
PT. ANTASARI mempunyai struktur biaya sbb. :
BV/unit        = Rp 12.000,-
BT               = Rp 200.000.000,-
Harga/unit    = Rp 20.000,-

Hitung :
1. BEP dan Grafiknya
2. Penjualan Minimal bila target laba:
   a. Rp 120.000.000,-
   b. 15% dari penjualan 
3. Margin of Safety bila anggaran penjualan spt point 2b

JAWABAN :
1. BEP (unit )  = Rp200.000.000 / (Rp20 .000  - Rp12.000)
                       = 25.000 unit
   BEP (rupiah) = 25.000 unit x Rp20.000 = Rp500.000.000

2. Penjualan minimum :
   a. PM (unit) = Rp200.000.000 + Rp120.000.000
                                     20.000 – 12.000
            = Rp320.000.000/8.000
            = 40.000 unit
            atau 40.000 unit x Rp20.000 = Rp800.000.000
   b. Q = Rp200.000.000 + (15% x 20.000 Q)
                        Rp20.000 – Rp12.000
       8.000 Q = 200.000.000 + 3.000Q
       8.000 Q – 3.000 Q = 200.000.000
       5.000 Q    = 200.000.000
       Q = 40.000 unit
       Atau 40.000 unit x Rp20.000 =  Rp800.000.000

3.  Margin of Safety :
    = (Rp20.000 x 40.000 unit ) – Rp500.000.000  x 100%
                        Rp20.000 x 40.000 unit
    = Rp800.000.000 – Rp500.000.000  x 100%
                             Rp800.000.000
    = 37,5%
    Penurunan penjualan tidak  boleh lebih dari 37,5% supaya perusahaan tidak mengalami kerugian













PENENTUAN HARGA JUAL
Harga jual harus mampu menutup
  • Semua biaya
  • Target laba
Contoh 2
Pada tahun 2008 perusahaan ANGGARA mempunyai rencana penjualan sebesar 40.000 unit. Biaya yang dikeluarkan adalah biaya variabel Rp 18.000,- per unit dan biaya tetap Rp 360.000.000,-. Tahun ini ditargetkan memperoleh laba Rp 120.000.000,-
Diminta meghitung :
1. Harga jual per unit
2. BEP
3. Penjualan Minimal bila laba ditargetkan 15%

JAWABAN :
1. TR = TC + Laba
          = (FC + VC) + Laba
          =  Rp360.000.000 + (Rp18.000 x 40.000 unit) + Rp120.000.000
          = Rp1.200.000.000
     Harga jual per unit = Rp1.200.000.000 / 40.000 unit
                                  = Rp30.000
2. BEP = Rp360.000.000 / (Rp30.000 – Rp18.000)
            = 30.000 unit
    atau 30.000 unit x Rp30.000 = Rp900.000.000
3. PM = Rp360.000.000 + (15% x Rp30.000 x 40.000 unit)
                               Rp30.000 – Rp18.000
          = Rp360.000.000 + Rp180.000.000
                              Rp12.000
          = 45.000 unit
    atau 45.000 unit x Rp30.000 = Rp1.350.000.000













Pengertian BOP
adalah biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) seperti pemakaian bahan penolong, upah tidak langsung (gaji mandor, gaji kepala bagian produksi), biaya penyusutan mesin bagian produksi, biaya penyusutan gedung pabrik.

RUANG LINGKUP ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

4:04:00 PM
Hay kaula muda hari ini saya akan mencoba menguraikan tentang Analisis Laporan Keeuangan. Ok kita langsung aja Ke TKP. Analisa Laporan Keuangan merupakan suatu kegiatan penilaian, penelaahan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan kepada beberapa metode dan teknik penganalisaan sehingga mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dapat melakukan evaluasi dan tindakan lebih lanjut pada perusahaan tersebut.

Arti Penting Analisis Laporan Keuangan
  • Untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan perusahaan.
  • Untuk melihat kekuatan dan kelemahan dibidang finansial yang akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen di masa lalu dan prosfeknya di masa datang
Pihak yang memerlukan Informasi Keuangan : 












Laporan Keuangan
  • Catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
  • Bagian dari proses pelaporan keuangan.
  • Dalam PSAK No.1 dinyatakan ada lima komponen lengkap dari laporan keuangan
    - neraca
    - laporan laba rugi
    - laporan perubahan ekuitas
    - Laporan arus kas
    - Catatan atas laporan keuangan
Hubungan antar laporan keuangan












Tujuan Laporan Keuangan
  • Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
  • Untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai
  • Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
 Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan















Keterbatasan Laporan Keuangan
  • Laporan keuangan dibuat secara periodik, sifatnya sementara dan bukan merupakan laporan final.
  • Adanya beberapa standar nilai yang bergabung. Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi pengahapusannya, karena nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.
  • Adanya pengaruh daya beli uang berubah.
  • Adanya faktor yang tidak dapat dinyatakan dengan uang.
  • Laporan keuangan bersifat historis.
Peranan Pemeriksaan Akuntan Publik
  • Akuntan publik (akuntan eksternal) adalah akuntan independen yang memberikan jasa atas dasar pembayaran tertentu.
  • Bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan publik (KAP) dan telah memperoleh izin dari Departemen Keuangan.
  • Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen.
Kualifikasi akuntan publik
  • Lulus S1 jurusan akuntansi
  • Lulus pendidikan profesi akuntansi
  • Lulus ujian sertifikasi akuntan publik
  • Mempunyai izin akuntan publik
Tujuan ALK Menurut Harahap (1999: 195-197) :
  • Memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam
  • Menggali informasi yang eksplisit maupun implisit
  • Mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
  • Membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten
  • Memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan
  • Menentukan peringkat (rating) perusahaan
  • Membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain
  • Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan
  • Memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. 
Tujuan ALK menurut Bernstein (1983) dalam Harahap (1999: 197)
  • Screening, analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan untuk memilih kemungkinan investasi.
  • Forecasting, untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
  • Diagnosis, untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau masalah lain.
  • Evaluation, untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain
Manfaat Analisis Laporan Keuangan :
  • Dapat menilai prestasi perusahaan,
  • Dapat memproyeksi keuangan perusahaan
  • Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
  • Menilai komposisi struktur keuangan dan arus dana
  • Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu :
    1. Posisi keuangan (Aset, utang dan modal)
    2. Hasil usaha perusahaan (Pendapatan dan Biaya)
    3. Likuiditas
    4. Solvabilitas
    5. Aktivitas
    6. Rentabilitas/Profitabilitas

Rasio Keuangan Bank

11:46:00 AM
Hallo pembaca kali ini penulis akan mencoba menguraikan tentang Rasio Keungan Bank. Baik kita mulai dari Neraca Perbankan.
Neraca bank menggambarkan sumber-sumber dana dan penggunaan dana bank. Komponen Neraca bank antara lain.
Aktiva mencerminkan posisi kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dana bank dalam berbagai bentuk. Penggunaan dana bank dilakukan berdasarkan prinsip prioritas di samping itu kegiatan pengalokasian dana tersebut harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh bank sentral.
Sedangkan Kewajiban dan Ekuitas mencerminkan kegiatan penghimpunan dana yang berasal dari berbagai sumber.
Laporan Laba Rugi Perbankan
  • Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu
  • Penyusunan perhitungan laba rugi bank dilakukan dengan menganut konsep konservatifisme. 
Rasio Keuangan
  • Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
  • Analisis rasio keuangan adalah analisa hubungan dari berbagai pos dalam berbagai laporan keuangan yang merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan.
Rasio Likuiditas Bank
  • Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
  • Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank antara lain :
          1. Cash Ratio
          2. Loan to Deposit Ratio (LDR)
          3. Loan to Assets Ratio
          4. Investing Policy Ratio
          5. Banking Rasio
Baik kita uraikan satu persatu dari rasio likuiditas :
1. Cash Ratio
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut.
Standar Bank Indonesia untuk rasio ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 adalah 3%.
Cash Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :
Cash Ratio = (Liquid Assets : Short Tem Borrowing) x 100%

2. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Loan to Deposit Ratio = (Total Loan : Total Deposit) x 100%

3. Loan to Asset Ratio

Loan to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank.
Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan makin rendahnya tingkat likuiditas bank.
Rasio ini dirumuskan yaitu:
Loan to Asset Ratio  = (Total Loans : Total Assets) x 100%  
                                              
4. Investing Policy Ratio
Investing Policy Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut.
Rumus untuk menghitung rasio ini adalah:
Investing Policy Ratio = (Securities : Total Deposit) x 100%  

5. Banking Ratio
Banking ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.
Rumus untuk menghitung rasio ini adalah:
Banking Ratio = (Total Loans : Total Deposit) x 100%    
Rasio Solvabilitas Bank
  • Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya.
  • Rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank dalam melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut.
  • Analisis solvabilitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank.
Beberapa Rasio Solvabilitas Bank, diantaranya :
1. Capital Adequate Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan.
Standar Bank Indonesia untuk rasio ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 adalah 8%.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
CAR = (Equity Capital : (Total Loans + Securities)) x 100%

2. Risk Assets Ratio
Risk Assets Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Risk Assets Ratio = (Equity Capital : (Total Assets – Cash Assets – Securities) x 100%

3. Primary Ratio
Primary Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset dapat ditutupi oleh modal sendiri.
Rasio ini dirumuskan:
Primary Ratio = (Equity Capital : Total Assets) x 100%

Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) Bank
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Analisis profitabilitas sangat diperlukan bagi investor jangka panjang.
Analisis rasio profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. 
Beberapa Rasio Profitabilitas Bank, diantaranya :
1. Net Profit Margin Ratio (NPM)
Merupakan rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, karena semakin tinggi laba dari bank tersebut.
Rumus rasio ini adalah: 
Net Profit Margin Ratio = (Net Income : Operating Income) x 100%
           
2. Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income.
Standar Bank Indonesia untuk rasio ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 adalah 5% - 12,5%.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
ROE = (Net Income : Equity Capital) x 100%

3. Return on Asset (ROA)
Return on Asset digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overall
Standar Bank Indonesia untuk rasio ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 adalah 0,5% - 1,25%.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = (Earning Before Tax : Total Assets) x 100%

4. Return on Investment (ROI)
Return on Investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam bank. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.
Rumus untuk menghitung ROI adalah:        
ROI = (Earning After Interest and Tax : Total Assets) x 100%

5. Interest Expense Ratio
Interest Expense Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase antara bunga yang dibayar kepada para deposannya dengan total deposit yang ada di bank.
Rasio ini dihitung dengan rumus:
Interest Expense Ratio  = (Interest Expense : Total Deposit) x 100%  

Standar Tingkat Kesehatan Bank Umum
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/10/PBI/2004
Rasio-Rasio
Standar Bank Indonesia

Analisis Rasio

5:02:00 PM Add Comment
Hai sobat selamat pagi semua, kali ini penulis akan sedikit menguraikan tentang Analisis Rasio. Analisis Rasio membantu manajer keuangan memahami  apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari laporan keuangan.
Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan. Hasil dan analisa ini merupakan dasar untuk  dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan  dan hasil operasi perusahaan. 
Rasio dapat dihitung berdasarkan laporan keuangan yang telah tersedia yang terdiri dari :
  • Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial perusahaan pada suatu saat
  • Income statement atau rugi-laba yang merupakan laporan operasi perusahaan selama periode tertentu
Kegunaan analisis rasio :
  • Analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga dari pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau kreditur yang akan menanamkan modal mereka dalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli saham perusahaan yang go public
  • Bagi manajer financial, dengan menghitung rasio-rasio tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang penting bagi kepentingan ada perusahaan untuk masa yang akan datang.
  • Sedangkan bagi investor, atau calon pembeli saham merupakan bahan pertimbangan apakah menguntungkan  
Macam-macam analisis rasio :
  • Rasio Likuiditas untuk mengukur kemampuan keuangan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya (maksimal 1 tahun)
  • Rasio Leverage (solvabilitas) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjang
  • Rasio aktivitas untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya
  • Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak. 
  • Rasio Likuiditas  dan rasio leverage dikenal sebagai rasio neraca karena faktor yang diperbandingkan adalah faktor-faktor yang terdapat dalam neraca.
  • Rasio aktivitas dikenal dengan istilah inter statement rasio karena faktor  yang diperbandingkan adalah antara faktor-faktor yang terdapat dalam rugi laba dengan faktor-faktor yang terdapat dalam neraca.
  • Rasio profitabilitas digolongkan dalam income statement rasio karena faktor yang diperbandingkan adalah faktor-faktor yang terdapat didalam income statement.
RASIO LIKUIDITAS :
Rasio leverage :
Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjang.
Terdiri dari :
  • Debt ratio (mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki)
  • Debt to equity ratio (menunjukan hubungan antara jumlah hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan guna mengetahui financial leverage perusahaan)
  • Time interest earned (mengukur kemampuan membayar beban bunga utang melalui laba operasi yang dihasilkan perusahaan)
Rasio aktivitas
Rasio untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya

Terdiri dari :
  • Rasio perputaran persediaan (mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sekali perputaran persediaan)
  • Rasio perputaran piutang (mengukur berapa kali dalam setahun dana yang tertanam dalam piutang berputar menjadi kas)
  • Rasio perputaran utang (mengukur berapa kali utang dagang diputar dalam setahun)
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba

Terdiri dari :
  • Gross profit margin (untuk mengukur berapa besar laba kotor yang dihasilkan dibanding dengan total nilai penjualan bersih perusahaan)
  • Operating profit margin (untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba operasi dan sejumlah penjualan yang dicapai)
  • Net profit margin (untuk mengukur laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu)
  • Return on investment (untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki)
  • Return on equity (untuk mengukur pengembalian yang didapatkan oleh pemilik saham)
Contoh Soal :
Jawaban :
Berdasarkan financial statement tersebut, akan dapat dihitung berbagai rasio sebagai berikut :